Yogyakarta – Extreme violence committed by the Dutch in Indonesia in the past has still left an impression on the Indonesian people. Extreme violence perpetrated by Dutch structural and systematic defense. Remy Limpach from the Dutch Military History Institute (NIMH) at the International Seminar on “Decolonialisation & Political Violence in Indonesia: Reflections on the Past,”
Yogyakarta – Kekerasan ekstrim yang dilakukan Belanda di Indonesia pada masa lalu, masih membekas di dalam ingatan bangsa Indonesia. Kekerasan ekstrim yang dilakukan Belanda bersifat struktural dan sistematik. Alasan Belanda melakukan kejahatan tersebut diungkapkan oleh Dr. Remy Limpach dari Netherlands Institute of Military History (NIMH) pada Seminar Internasional “Decolonialization & Political Violence in Indonesia: Reflections
Thursday (3/10) Masters of Government Science and IGOV held a Public Lecture for MIP and IGOV students. The lecturer series also became part of the visiting professor program. Dr Ahmad Zubir from Malaysia Northern University presented his thoughts on the bureaucracy in Malaysia, especially in the state of Kedah. “What was in your mind when
Kamis (3/10) Magister Ilmu Pemerintahan dan IGOV mengadakan Public Lecture untuk mahasiswa MIP dan IGOV Seri dosen ini juga menjadi bagian dari program profesor tamu. Dr Ahmad Zubir dari Universiti Utara Malaysia mempresentasikan pemikirannya tentang Birokrasi di Malaysia terutama di negara bagian Kedah. “Apa yang ada dalam pikiran Anda ketika saya bertanya tentang Tata Kelola?”
Friday (4/10) an International Seminar was held for students of the Master of Government Science Study Program and Government Study Program. This seminar is one of a series of visiting professor programs in this odd semester. Dr. Nazir Hussain from Quaid-i-Azzam University Islamabad Pakistan presented his thoughts on addressing the constitution, Islamic Republic of Pakistan.
Jumat (4/10) telah diselenggarakan International Seminar untuk mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan dan Prodi Ilmu Pemerintahan. Seminar ini merupakan salah satu serial dari program visiting professor pada semester ganjil ini. Dr Nazir Hussain dari Quaid-i-Azzam University Islamabad Pakistan mempresentasikan tentang pemikiran beliau dalam menyikapi konstitusi, Islamic Republic of Pakistan. “Apa itu konstitusi?” tanya Dr
The Master of Government Affairs and Administration of Muhammadiyah University of Yogyakarta gave new enthusiasm to its new students through the “Outbound” event with the theme “Great Leaders for Great Future” which on this occasion took place at Dolan Ndeso, Kulon Progo. The event which lasted for two days (5 – 6 October 2019) was
Magister Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta memberikan semangat baru kepada mahasiswa barunya melalui acara “Outbound” dengan tema “Great Leaders for Great Future” yang pada kesempatan ini bertempat di Dolan Ndeso, Kulon Progo. Acara yang berlangsung selama dua hari tersebut (5 – 6 Oktober 2019) diikuti oleh 45 mahasiswa, baik mahasiswa baru dan mahasiswa lama yang
Tuesday (1/10) a public lecture was held in the Masters of Government Science in the 2019/2020 school year. The routine activity that is carried out every few years presents guest lecturer Prof. Dr. Nazir Hussain from Quaid-i-Azzam University, Pakistan. This event also involved the MGAA lecturer himself, Tunjung Sulaksono as the second speaker. This public
Selasa (1/10) telah diselenggarakan public lecture Magister Ilmu Pemerintahan tahun ajaran 2019/2020. Kegiatan rutin yang dilakukan beberapa tahun sekali ini menghadirkan dosen tamu Prof. Dr. Nazir Hussain dari Quaid-i-Azzam University, Pakistan. Acara ini juga melibatkan dosen MIP sendiri, yaitu Tunjung Sulaksono selaku pembicara kedua. Public lecture ini bertemakan Democratization in a Moeslem State: Comparative Studies