Prodi MIP UMY menyelenggarakan Seminar Nasional dengan Tema: “Navigating Peatland Governance and Bioeconomy Transition: Insights from Indonesia, Frinland, and European Union”

January 9, 2024, oleh: superadmin

Dalam upaya global untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan mengatasi perubahan iklim, tata kelola lahan gambut dan transisi menuju bioekonomi menjadi pusat perhatian. Indonesia, Finlandia, dan Uni Eropa menawarkan wawasan yang berharga, memandu dunia dalam langkah-langkah untuk melestarikan ekosistem dan membangun ekonomi yang berkelanjutan. Oleh karena itu, Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan bersama dengan Program Studi Ilmu Pemerintahan dan Program Studi International Program of Government Affairs and Administration (IGOV) UMY menyelenggarakan seminar nasional dengan mendatangkan narasumber Dr. Eerika Albrecht dari University of Eastern finland, Dr. Moritz Albrectht dari University of Eastern Finland, Rijal Ramdani, Phd dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Indonesia, dan Agiel Prakoso, S.Hut dari Pantau Gambut (Organisasi Non Pemerintah) Indonesia.

Kegiatan ini belangsung pada hari kamis, 4 Januari 2024 bertempat di ruang sidang gedung AR Fachruddin A Lt.5 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Kegiatan ini mengangkat tema tentang Menavigasi Tata kelola Lahan Gambut dan Transisi Bioekonomi: Wawasan dari Indonesia, Finlandia, dan Uni Eropa yang dibuka langsung oleh Dekan Fisipol UMY Dr. Takdir Ali Mukti, S.Sos., M.Si, kemudian sambutan dari ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan oleh Dr. Tunjung Sulaksono, S.IP., M.Si, dan dimoderatori oleh Helen Dian Fridayani, Ph.D. (Dosen IP UMY).

Dalam seminar tersebut membahas tata kelola lahan gambut dan bioekonomi dari negara Indonesia, Finland, dan Uni Eropa.

Indonesia: Pemimpin global dalam keberlanjutan lahan gambut sebagai pemilik sebagian besar lahan gambut di dunia, Indonesia telah mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi dan mengelola lahan gambutnya. Melalui moratorium perizinan dan strategi REDD+, Indonesia berkomitmen untuk mengurangi deforestasi dan mendorong restorasi lahan gambut. Pendekatan ini menunjukkan pentingnya keseimbangan antara konservasi alam dan pembangunan ekonomi.

Finlandia: Bioekonomi Sebagai Mesin Inovasi dan Keberlanjutan yang mengarahkan perhatiannya pada bioekonomi, mengintegrasikan pengelolaan lahan gambut dalam konteks ini. Melalui pemanfaatan sumber daya biomassa dan inovasi teknologi, Finlandia memperlihatkan bagaimana bioekonomi dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pemanfaatan lahan gambut dengan keberlanjutan tinggi adalah bagian integral dari upaya mereka untuk merestorasi dan menjaga lingkungan.

Uni Eropa: Rencana Hijau Menuju Masa Depan Berkelanjutan melalui Strategi Green Deal, menetapkan tujuan ambisius untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2050. Mereka menyadari peran krusial bioekonomi dalam mencapai tujuan ini. Kebijakan lingkungan dan pertanian yang mendukung praktik berkelanjutan serta promosi kolaborasi internasional menjadi fokus mereka dalam merentas perjalanan menuju ekonomi yang ramah lingkungan.

Dalam hal ini Indonesia, Finlandia, dan Uni Eropa dalam dialog global tentang tata kelola lahan gambut dan bioekonomi adalah langkah yang krusial. Dengan memahami dan menerapkan pelajaran dari pengalaman masing-masing, dunia dapat memandu perjalanan ke arah keberlanjutan, menjaga lahan gambut, dan membangun ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.