Dorong Ekonomi Baru MIP lakukan pelatihan Pembuatan Brownis Salak dan Pemanfaatan Kulit Salak di Desa Mranggen

February 25, 2020, oleh: superadmin


Magelang, 23 Februari 2020. Magister Ilmu Pemerintahan Mengadakan Pengabdian masyarak    at ke desa Mranggen, Kecamatan Serumbung, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. dalam kegiatan ini akan diadakan dua pelatihan kepada masyarakat Mrangge n. pelatihan pertama menyasar kepada bapak – bapak dan pemuda di desa mranggen yang mayoritas sebagai petani salak, hal inilah yang menjadi potensi unggulan di desa manggen, pelatihan yang kedua menyasar kepada ibu – ibu rumah tangga, yakni pelatihan pembuatan brownies Salak dan pemanfaatan Limbah Kulit Salak menjadi Kerajinan.
Program ini merupakan kerjasama antara Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan (S2) dan Program Studi Ilmu Pemerintahan (S1) yang melibatkan Dosen dengan mahasiswa, mahasiswa S2 yang dilibatkan dalam pengabdian ini ialah Anang Setiawan, S.IP dan Resky Eka Rachmandani, S.IP dan mahasiswa S1 ialah Ramadhani.
Keterbatasan pengetahuan warga Desa Mranggen, akan kebermanfaatan salak, maka tak sedikit masyarakat yang menganggap bahwa salak sebagai buah saja dan membuang kulitnya ke tempat sampah. Padahal buah salak dapat dibuat menjadi brownies. hal ini dapat menaikan harga salak jika telah diolah menjadi brownies. Masyarakat Mranggen sangat antusias dalam mengikuti pelatihan ini, pelatihan ini mengundang trainer yang berkompeten yakni Ibu Ari Erta Kumala H., S.S. selaku Owner dari Omah Salak di Turi dan Ibu Liya Budi H.
Dalam Sambutannya Dr. Suswanta, M.Si mengatakan Pelatihan pembuatan brownis ini selain memberikan keterampilan baru bagi para ibu di desa Mranggen, juga bertujuan untuk meningkatkan ekonomi keluarga, sehingga kelak sesudah kegiatan pelatihan ini diharapkan mereka bisa brownis sendiri dan dijadikan salah satu sumber pendapatan keluarga untuk menopang kemandirian ekonomi keluarga.

Ibu Liya Budi H mengatakan proses pembuatannya tidak rumit. Pertama, memotong buah salak menjadi kecil-kecil. Kemudian, mencairkan cokelat batangan sampai teksturnya menjadi cair, setelah coklat mencair kemudian ditambahkan minyak sayur. Setelah itu membuat bahan kering yaitu mencampurkan tepung terigu, coklat bubuk dang baking powder. Langkah selanjutnya membuat adonan basah dengan mencampurkan telur, gula pasir, vanili, dan ovalet. Kemudian adonan basah dikocok sampai mengembang, setelah adonan mengembang yang dilakukan selanjutnya yaitu mencampurkan adonan kering dengan adonan basah. Lalu ditambahkan coklat cair dan diaduk sampai rata, ditambahkan buah salak yang sudah dipotong kecil-kecil. Selanjutnya mengolesi loyang dengan margarin, setelah itu menuangkan adonan ke dalam loyang dan siap untuk dikukus.

“Pelatihan pembuatan brownis ini sangat bermanfaat sekali bagi kami yang bermukim di desa, karena dengan kegiatan ini, kami akhirnya bisa tahu bagaimana cara membuat brownis yang enak dan murah,” ujar Partinah salah satu satu warga yang mengikuti kegiatan tersebut.

selain membuat brownis masyarakat juga diajarkan bagaimana mengolah kulit salak agar menciptakan ekonomi baru di desa tersebut, bahwasannya kerajinan ini sangat membantu jika ada wisatawan yang datang ke desa tersebut. hal ini menjadi tanda pengingat masyarakat kepada desa tersebut. ibu – ibu desa mranggen membuat gantungan kunci, pin dan kotak tisu dengan bahan dasar kulit salak. (AS)